Profesi Ners untuk mahasiswa
keperawatan adalah merupakan hal yang wajib dilakukan setelah menempuh
pendidikan di bangku kuliah selama kurang lebih 4 tahun. Profesi Ners merupakan
pemantapan materi yang telah didapat di bangku kuliah untuk kemudian diterapkan
ke dunia praktik keperawatan sesungguhnya, dimana mahasiswa profesi menempuh
pendidikan profesi ini selama kurang lebih 1 tahun. Praktik profesi ini
biasanya dilakukan di Rumah sakit, Puskesmas, dan di lingkungan masyarakat
sesuai dengan kompetensi yang sudah disusun.
Setelah menjalani profesi selama
11 bulan disini saya akan mungkin banyak bercerita tentang
pengalaman-pengalaman dan apa saja yang dipelajari di ruangan-ruangan yang
telah dilalui. Banyak sekali pengalaman-pengalaman dan tempat-tempat yang baru
yang selama ini belum pernah dijumpai dan tentu saja menjadi pengalaman yang
berharga dan pelajaran penting. Nah, untuk ceritanya akan dijabarkan sesuai
stase yang dilalui penulis. Okey check this out!
1. Stase
KMB (Keperawatan Medikal Bedah)
Stase ini berlangsung selama 10 minggu kita belajar tentang penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem imun dan hematologi, sistem
persyarafan, sistem muskulo skeletal, sistem perkemihan dan sistem integumen.
Ruang praktiknya pun dibagi ke ruangan yang berbeda-beda dan di tempat yang
berbeda-beda. Rumah sakit yang dilalui juga berbeda-beda, untuk stase KMB ini
penulis mendapatkan rumah sakit Sumber Glagah, RSUD Dr. Soetomo, Lakesla (Lembaga
Kesehatan Kelautan TNI Angkatan Laut) dan Rumah Sakit Universitas Airlangga. Stase ini menjadi pembuka sekaligus awal dimulainya praktik profesi pada tanggal 2 Maret 2015.
a. RS Sumber Glagah
Baru pertama kali ini menginjakkan kaki di rumah
sakit ini. Rumah Sakit Sumber Glagah merupakan rumah sakit khusus penyakit Kusta tetapi sekarang sudah melayani
perawatan umum juga. Rumah sakit ini terletak tidak jauh dari tempat wisata
Pacet Mojokerto. Terletak di daerah pegunungan menyebabkan hawa di sini juga
terasa sejuk dan bakalan betah lama-lama disana soalnya benar-benar masih alami
dan banyak sawah-sawah nya tidak banyak polusi udara seperti di kota. Rumah
sakit ini terletak lumayan jauh dari Surabaya, kalau naik motor ya kira-kira 2
jam dari kota Surabaya. Jadi selama praktik disana kita mengontrak rumah
penduduk di sana untuk menginap selama 1 minggu. Nah disini kita belajar
tentang sistem integumen atau tentang penyakit kulit khususnya kusta. Kita
belajar tentang tanda-tanda dan gejalanya, screening penyakit Kusta, pengobatan
penyakit Kusta, perawatan luka pada penyakit Kusta, kita juga melakukan
penyuluhan kesehatan rumah sakit pada keluarga pasien untuk menambah
pengetahuan mereka tentang perawatan diri.
Foto kelompok KMB di taman RSSG sumber foto : dokumen pribadi |
Mumpung rumah sakitnya dekat tempat wisata, tak lupa
juga kita jalan-jalan sebentar ke Pacet untuk melihat-lihat tempat wisatanya,
Kami ke tempat pemandian air panasnya tetapi tidak sempat mandi malah belanja
sayuran sama makanan soalnya lumayan murah-murah juga.
Jalan-jalan ke tempat wisata Pacet sumber foto : dokumen pribadi |
obat penyakit kusta di RSSG sumber foto : dokumen pribadi |
b. RSUD Dr. Soetomo
Rumah sakit ini letaknya di pusat kota Surabaya,
merupakan rumah sakit terbesar di Jawa Timur dan merupakan rumah sakit pusat rujukan
untuk wilayah Indonesia bagian timur. Di Rumah sakit ini penulis mendapatkan 3 ruangan untuk
praktik profesi dengan kompetensi sistem persarafan, sistem imun hematologi dan
sistem muskuloskeletal. Karena merupakan rumah sakit rujukan terakhir, kasusnya
pun bermacam-macam dan terkadang kompleks.
Foto bersama praktikan institusi lain dan perawat ruangan sumber foto : dokumen pribadi |
Foto bersama dengan CI Ruangan Sumber foto : Dokumen Pribadi |
c. Lakesla
Lakesa ini masih terletak di Kota Surabaya, termasuk
se komplek dengan Rumah sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan. Meskipun satu komplek
dengan RSAL, Lakesla ini sudah berdiri sendiri sebagai lembaga kesehatan
kelautan yang khusus memberikan pelayanan terapi Hiperbarik. Nah, disini juga
merupakan tempat yang baru pertama dan pengalaman pertama penulis tau tentang
terapi hiperbarik. Jadi terapi hiperbarik adalah terapi yang memberikan oksigen
murni bagi pasien dengan pemberian tekanan tertentu sehingga membantu
penyerapan oksigen ke dalam tubuh secara maksimal. Disini kita belajar untuk
menjadi perawat tender yang bertugas di dalam chamber untuk memantau, memandu
dan membantu pasien di dalam chamber selama proses terapi berlangsung. Awalnya
hiperbarik ini digunakan untuk persiapan atau latihan bagi para TNI angkatan
Laut yang akan menyelam, tetapi pada akhirnya dibuka untuk umum dan dapat
mengobati berbagai macam penyakit. Petugas-petugas di sini maupun perawatnya
semuanya adalah dari TNI angkatan Laut.
Foto dengan mesin operator chamber bersama pembimbing klinik sumber foto : dokumen pribadi |
Sebelum proses terapi pasien-pasien terlebih dahulu
periksa ke dokter tentang penyakitnya dan dokter akan memberikan penjelasan
tentang prosedur terapi dan paket terapi yang diberikan. Setelah itu, pasien
dipersiapkan untuk masuk ke dalam chamber, pasien masuk tanpa menggunakan
perhiasan apapun dan membawa benda-benda logam termasuk handphone. Perawat yang
bertugas di dalam chamber mempersiapkan pasien dan memberikan minum serta
membantu pasien untuk berfalsafa, sedangkan perawat yang bertugas di luar
chamber disebut perawat operator yang bertugas mengatur tekanan dan memberikan
arahan atau petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan pasien. Proses terapi
berjalan selama kurang lebih 1-2 jam.
Chamber untuk terapi hiperbarik oksigen sumber foto : dokumen pribadi |
Pasien-pasien yang melakukan terapi di sini bermacam-macam,
dari pasien sakit stroke, diabetes dengan luka, anak autis, pasien dengan
penurunan kesadaran, pasien dengan gangguan pendengaran, bahkan untuk
kecantikan juga. Kelompok kami sangat beruntung mendapat praktik di sini,
lumayan pengalaman baru dan dapat merasakan rasanya masuk chamber, menghirup
oksigen 100% secara gratis juga. Tapi tetap pengalaman dan ilmunya yang paling
berharga. Mungkin ada yang tertarik untuk melakukan terapi ini, orang sehat
juga bisa masuk sini, bisa menambah awet muda dan kebugaran juga tapi tetap
siapkan budgetnya karena sepertinya juga tidak bisa ditanggung jaminan
kesehatan.
d. RSUA
Rumah sakit Universitas Airlangga, terletak di Komplek
Universitas Airlangga Kampus C, tepatnya dibelakang Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga. Di rumah sakit ini kita praktik di rawat inap lantai 3
dan 4 selama 2 minggu. Di rumah sakit ini juga kita belajar
kompetensi-kompetensi keperawatan medikal bedah. Banyak ketrampilan yang di
dapatkan di rumah sakit ini, tapi ada hal baru yang menarik perhatian dan belum
ditemukan di rumah sakit lain, yakni pemasangan infus dengan alat namanya vein
viewer. Alat ini digunakan untuk mendeteksi pembuluh darah pasien agar
pemasangan infus tepat dan mempermudah pemasangan infus pada pasien yang susah
ditemukan pembuluh darahnya. Tapi bagi yang tidak terbiasa menggunakan alat
ini, alat ini justru dinilai mengganggu karena malah membuat silau.
Vein Viewer di RSUA sumber foto : dokumen pribadi |
2. Stase
Keperawatan Anak
Stase anak
berlangsung selama 1 bulan, dibagi menjadi dua tempat. Kelompok kami mendapat 2
ruangan di RSUD Dr. Soetomo yakni di Poli Anak dan Ruang Rawat Inap Anak I. Di
Poli anak kita belajar tentang screening pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan DDST, penyakit gastrointestinal, penyakit bawaan, penyakit imunologi,
penyakit sistem perkemihan, dan imunisasi. Saat di poli anak penulis juga
diberi kesempatan untuk ke ruang poli bayi. Di Poli bayi biasanya kita
melakukan cek berat badan bayi, Panjang Bayi, LLA dan suhu bayi. Kasus-kasus di
Poli anak sendiri bermacam-macam seperti gangguan perkembangan (motorik delay,
Speach delay, global development delay), Sindrom nefrotik, DB, imunisasi dan
sebagainya.
Salah satu ruangan tempat bermain di Poli anak Sumber foto : dokumen pribadi |
Di Ruang Rawat
Inap Anak kita juga menjumpai kasus macam-macam disana, seperti kasus-kasus
gagal ginjal, sindrom nefrotik, leukimia, penyakit tropis (DBD), anak dengan
HIV, difteri, diare, SLE (Sindroma Lupus Erythematosus) dan sebagainya. Disini kita banyak belajar
tentang kasus-kasus yang ada dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga semoga
kelak bisa menjadikan pengalaman dan refleksi saat kita mendidik anak kita
nanti.
3. Stase
Keperawatan Maternitas
Keperawatan
maternitas, disini kita belajar tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil, ibu
melahirkan dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obstetri dan
ginekologi misalnya kanker serviks, kanker vulva, kanker ovarium dan
sebagainya. Stase ini berlansung selama 4 minggu yang dibagi menjadi dua rumah
sakit. Kelompok kami kebetulan mendapat ruangan di Poli Hamil Rumah Sakit
Petrokimia Gresik (RSPG) dan Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Hari pertama Praktik Keperawatan Maternitas di RSPG sumber foto : dokumen pribadi |
Di Poli Hamil
RSPG kita belajar tentang pemeriksaan ibu hamil dan pemeriksaan leopold. Kita
juga diberikan kesempatan untuk masuk ke ruang poli kandungan dimana disitu
kita belajar untuk screening kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan pap
smear.
Di Ruang
Cendrawawasih RSUD Dr. Soetomo kita belajar tentang kasus-kasus kanker serviks,
kanker ovarium, kanker payudara, kanker vulva dan penatalaksanaan kemoterapi
pada pasien. Kita belajar mempersiapkan pasien sebelum, selama dan setelah
kemoterapi, kita juga melakukan sharing atau diskusi untuk para pasien melalui
penyuluhan kesehatan rumah sakit dan mereka sangat antusias bertanya.
Foto bersama dengan praktikan istitusi lain di Ruang Cendrawasih sumber foto : dokumen pribadi |
4. Stase
Keperawatan Kritis
Stase
keperawatan kritis berlangsung selama 4 minggu tapi ditambah penambahan ekstra
hari dan ekstra jam. Dinas selama 6 hari perminggu dengan 9 jam kerja per
shiftnya. Kelompok kami mendapat dinas di IGD dan ICU Rumah Sakit Petrokimia
Gresik dan Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Selama 2 minggu
dinas di RSPG kita dibagi menjadi dua tempat, 1 minggu pertama di ruang ICU, 1
minggu Berikutnya di IGD. Pengalaman yang paling menarik saat berdinas di sana
adalah saat ada pasien dengan luka bakar hampir 80% masuk IGD, penanganannya
benar-benar harus cepat dan kita dituntut untuk berpikir kritis, benar, cepat
dan tepat.
Ruang ICU RSPG sumber foto : dokumen pribadi |
Saat dinas di
Ruang Observasi Intensif (ROI), ini merupakan pengalaman pertama masuk ruangan
ini. Ruangan ini tergolong ruangan semi ICU dimana pasien-pasien yang masuk ke
ruangan ini adalah pasien-pasien dengan gagal napas dan memerlukan ventilator,
pasien-pasien post operasi yang memerlukan observasi ketat, pasien post op
cidera kepala dan pasien-pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil. Di
ruangan ini kita banyak belajar tentang perawatan pasien kritis dengan berbagai
kasus yang berat dan dengan observasi ketat. Disini kita banyak belajar dengan
dokter yang stanby di ruangan dan perawat-perawat senior yang ada di ruangan. Pokoknya
ilmunya banyak banget di ruangan ini kalau dikupas satu-satu ga bakalan
selesai.
5. Stase
Keperawatan Jiwa
Stase
keperawatan jiwa berlangsung selama 4 minggu, 2 minggu di ruangan Sejahtera
Rumah Sakit Dr. Soetomo dan 2 minggu lagi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa
Menur. Dua minggu di Rumah Sakit Dr. Soetomo diberikan kesempatan untuk ke
ruangan Poli Rumatan Metadon, Poli Jiwa Anak, dan Ruang Sejahtera. Hal menarik
yang ditemukan di sini adalah adanya poli Rumatan Metadon, dimana di poli ini
adalah bertujuan untuk membantu pengguna narkoba mengganti konsumsi narkobanya
menjadi metadon. Di Poli jiwa anak disini kita belajar kasus anak-anak autis,
ADHD dan anak-anak hiperaktif dan terapinya.
Methadone sirup yang ada di Poli Rumatan Methadone sumber foto : dokumen pribadi |
Kelompok Besar stase keperawatan Jiwa sumber foto : dokumen pribadi |
Kelompok kecil stase keperawatan Jiwa di RSJ Menur sumber foto : dokumen pribadi |
6. Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga
Stase
keperawatan komunitas dan keluarga dilaksanakan selama 7 minggu. Pada stase ini
kita belajar terjun ke masyarakat untuk ikut langsung dalam kegiatan kesehatan
di lingkungan masyarakat. Di sini kegiatan kita meliputi terjun ke kegiatan
posyandu balita, posyandu lansia, kegiatan bapak-bapak, kegiatan ibu-ibu, remaja, anak
usia sekolah, kegatan puskesmas dan pembinaan sekolah. Hal yang menarik saat
stase ini adalah saat ada kunjungan mahasiswa Jepang ke posko, ikut melakukan
pengkajian ke masyarakat dan mengobservasi kondisi lingkungan tempat praktik komunitas.
Booklet yang merupakan salah satu media sarana promosi kesehatan sumber foto : dokumen pribadi |
Yap, laporan akhir komunitas yang tidak pernah tidak tebal sumber foto : dokumen pribadi |
7. Stase
Manajemen Keperawatan
Stase
keperawatan manajemen berlangsung selama 5 minggu. Terdiri dari 14 orang satu
kelompok. Stase ini dilakukan di Rumah Sakit Universitas Airlangga, kami
mendapatkan Ruang Inap Lantai 4. Minggu pertama kita awali dengan pengkajian
yang dilakukan di ruangan, kemudian selanjutnya diadakan Deseminasi awal
sebagai pemaparan terhadap masalah yang ditemukan di ruangan dan kemudian
dipaparkan rencana tindak lanjutnya. Setelah itu minggu kedua sampai ke empat
melakukan MAKP sesuai yang disusun pada rencana kegiatan. Selama 2 minggu
tersebut kita juga melakukan penyuluhan kesehatan rumah sakit satu kali per
minggu, role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat, role play
supervisi, role play timbang terima, role play ronde keperawatan dan role play
discharge planning. Dalam semua kegiatan role play dan presentasi deseminasi
kita diwajibkan menggunakan bahasa Inggris. Yap, itu salah satu pengalaman yang
paling greget di stase manajemen ini. Setelah semua kegiatan berakhir kita juga
melakukan syuting salah satu role play untuk ditampilkan sebagai video akhir
saat deseminasi akhir.
Kelompok Manajemen Keperawatan di IRNA Lantai 4 RSUA Sumber foto : dokumen pribadi |
Foto bersama kelompok besar stase Manajemen Keperawatan bersama pembimbing klinik dan akademik sumber foto : dokumen pribadi |
Tanda risiko jatuh untuk pasien yang dibuat saat stase Manajemen Keperawatan sumber foto : dokumen pribadi |
8. Stase
Keperawatan Gerontik
Stase
keperawatan gerontik berlangsung selama 2 minggu di UPT Panti Sosial Lanjut
Usia Pasuruan. Lokasi tempat praktik ini lumayan jauh dari kota Surabaya, yakni
sekitar 2 jam perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Selama praktik di
sini kita diharuskan menginap di asrama panti. Lokasi panti yang perada di
bawah kaki gunung pun menjadikan suasana di panti yang cukup sejuk dan dingin.
Selama 2 minggu kita dituntut untuk melakkan intervensi-intervensi pada lansia
yang berada di panti. Dua hari pertama kita diberikan waktu untuk melakukan
pengkajian, kemudian hari ketiga kita dituntut untuk memaparkan hasil penemuan
masalah dari pengkajian dan menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Hal
yang paling menarik saat praktik di sini adalah saat penghuni panti memberikan
buah-buahan hasil panen di kebun mereka, seperti nangka, jambu dan mangga, kami
pun dengan senang hati memakannya.
Foto bersama setelah deseminasi akhir bersama pembimbing UPT PSLU Pasuruan sumber foto : dokumen pribadi |
Senam lansia di UPT PSLU Pasuruan sumber foto : dokumen pribadi |
9. Stase
Praktika Senior
Stase praktika
senior, berlangsung selama 4 minggu. Praktika senior merupakan praktik
komprehensif dari salah satu stase yang pernah dilewati sebelumnya, hal ini
ditentukan berdasarkan peminatan mahasiswa. Awal mula saat peminatan diberi 2
pilihan untuk menentukan pilihan, saat itu saya memilih keperawatan medikal
bedah di Ruang Bedah F RSUD Dr. Soetomo sebagai pilihan pertama dan Keperawatan
Kritis di Ruang ROI RSUD Dr. Soetomo sebagai pilihan kedua. Akhirnya setelah
ditentukan, didapatkan keperawatan Kritis lah ruangannya bersama dengan 8 orang
lainnya. Menariknya dalam kelompok PS ini kita bersembilan perempuan semua dan
satu-satunya yang dari Jawa hanya aku dan yang lainnya luar pulau Jawa. Kembali
ke ruang ROI RSDS artinya kembali lagi belajar banyak dan dituntut untuk lebih
berpikir kritis dan lebih profesional. Saat PS kami diberikan 2-4 pasien
kelolaan yang harus kami kelola dari pagi sampai malam yang dari mulai
penjadwalan terapi sampai tindakan kolaborasi kita juga lakukan. Saat PS ini
kita juga dituntut untuk menyumbangkan sebuah inovasi ke ruangan, yang berguna
dan dapat diterapkan di ruangan. Selain itu tugas portofolio dan target harian
juga tetap dilakukan, penyuluhan kesehatan rumah sakit juga dilakukan 2 kali
selama 2 minggu. Stase ini menajdi stase penutup sekaligus tanda berakhirnya praktik profesi ners yang usai pada tanggal 22 Januari 2016.
Foto bersama dengan perawat ROI RSDS sumber foto : dokumen pribadi |
Foto bersama setelah deseminasi akhir bersama pembimbing klinik dan akademik sumber foto : dokumen pribadi |
Foto bersama PPDS ruangan sumber foto : dokumen pribadi |
Akhirnya tidak terasa semua stase profesi keperawatan
ini terlalui dengan lancar walaupun dengan sedikit gangguan harus mengganti
sebanyak 5 hari karena terpotong ekspedisi nusantara jaya. Tapi semua itu
merupakan proses belajar yang sama-sama sangat berharga untuk bekal masa depan
kelak. Perjuangan, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan materi semuanya tak
akan berakhir dengan sia-sia setelah apa yang kita lakukan selama ini nantinya
akan berguna bagi diri kita, keluarga maupun masyarakat pada umumnya.
Perjuangan yang diwarnai dengan canda, tangis, tawa, malas mengerjakan tugas,
rasa kesal, capek, makan hati, biarlah menjadi warna indah dan kenangan yang
akan selalu terukir dan menjadi cerita bagi anak cucu kita kelak sebagai
bumbu-bumbu dan proses pembelajaran untuk belajar menjadi yang lebih baik. Kita
semua pasti akan merindukan saat-saat ini kelak dan biarlah cerita ini tetap
terekam dalam sepenggal tulisan ini. Akhir kata terimakasih ku ucapkan pada
semua teman-teman yang telah menjadi patner kerja kelompok selama profesi,
mungkin ada kata kata dan tindakan yang kurang berkenan saya mohon maap ya,
sampai jumpa di puncak kesuksesan kelak. Salam kompak selalu buat keluarga
senusantara ku B16 “Belajar Pantas Usia Tanpa Batas”
Wah ada aku.
BalasHapusSelamat ya Ns. Fani
Ada aku jugaa, senang bisa menjadi bagian dari cerita itu :)
BalasHapusSelamat juga ya Ns. Ika :D
BalasHapusSenang juga bisa menjadi sepenggal cerita di kehidupan kalian Ns. Hartin n Ns. Ika hhii :)
Mantapp
BalasHapusSus, Bahan untuk membuat tanda pasien risiko jatuh boleh tau terbuat dari apa ya ???
BalasHapusIya pake kertas biasa di print kemudian di laminating, logo nyari di google. Di rs biasanya juga penyediakan gelang tanda resiko jatuh warna kuning.
HapusSus, Bahan untuk membuat tanda pasien risiko jatuh boleh tau terbuat dari apa ya ???
BalasHapusKpd Ibu Sri Hartati: tanda pasien resiko jatuh biasanya berupa gelang kuning yang memang disediakan rumah sakit, tetapi untuk digantung ditempat tidur dapat diprint dengan kertas warna kuning lalu di laminating.
BalasHapushalo kak. aku masih sma kelas 12 dan rencananya mau ambil keperawatan di unair.. boleh minta kontaknya nggak untuk minta info2nya): terima kasih
BalasHapusBagi pengalaman lagi dong kak ,kebetulan kita satu jurusan
BalasHapusmenerafkan, ilmu pengetahuan yang didapat suatu kepuasan tersendiri. merasa bersalah ketika kita tidak dapat memenuhi kewajiban terhadap klien.Artikel ini sangat membantu bagi para perawat yang baru menjalankan profesinya.
BalasHapusallhamdulilah th ni terasai juga utk mengambil Nersnya smg diberikan kemudahan, kelancaran dllnya selama Ners ni mks byk inpormasinya walaupun sdh berusia sdh 50 th yg penting semagat org bisa kta hrs bisa juga
BalasHapus