Pages

Selasa, 16 Februari 2016

Dibalik Cerita Nge-Ners 11 Bulan

       Mungkin diantara teman-teman semua ada yang belum paham istilah Nge-Ners itu apa. Well disini akan saya jelaskan sedikit apa itu Nge-Ners. Ners adalah sebutan untuk perawat yang berasal dari kata Nurse kemudian diadaptasi ke bahasa Indonesia jadi Ners. Tapi istilah Nge-Ners kami pakai saat kami sebagai mahasiswa perawat sedang mengambil profesi keperawatan, bisa disebut juga untuk istilah lebih kerennya sebagai ners muda.
    Profesi Ners untuk mahasiswa keperawatan adalah merupakan hal yang wajib dilakukan setelah menempuh pendidikan di bangku kuliah selama kurang lebih 4 tahun. Profesi Ners merupakan pemantapan materi yang telah didapat di bangku kuliah untuk kemudian diterapkan ke dunia praktik keperawatan sesungguhnya, dimana mahasiswa profesi menempuh pendidikan profesi ini selama kurang lebih 1 tahun. Praktik profesi ini biasanya dilakukan di Rumah sakit, Puskesmas, dan di lingkungan masyarakat sesuai dengan kompetensi yang sudah disusun.

   Setelah menjalani profesi selama 11 bulan disini saya akan mungkin banyak bercerita tentang pengalaman-pengalaman dan apa saja yang dipelajari di ruangan-ruangan yang telah dilalui. Banyak sekali pengalaman-pengalaman dan tempat-tempat yang baru yang selama ini belum pernah dijumpai dan tentu saja menjadi pengalaman yang berharga dan pelajaran penting. Nah, untuk ceritanya akan dijabarkan sesuai stase yang dilalui penulis. Okey check this out!

1.  Stase KMB (Keperawatan Medikal Bedah)
Stase ini berlangsung selama 10 minggu kita belajar tentang penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem imun dan hematologi, sistem persyarafan, sistem muskulo skeletal, sistem perkemihan dan sistem integumen. Ruang praktiknya pun dibagi ke ruangan yang berbeda-beda dan di tempat yang berbeda-beda. Rumah sakit yang dilalui juga berbeda-beda, untuk stase KMB ini penulis mendapatkan rumah sakit Sumber Glagah, RSUD Dr. Soetomo, Lakesla (Lembaga Kesehatan Kelautan TNI Angkatan Laut) dan Rumah Sakit Universitas Airlangga. Stase ini menjadi pembuka sekaligus awal dimulainya praktik profesi pada tanggal 2 Maret 2015.
a. RS Sumber Glagah
     Baru pertama kali ini menginjakkan kaki di rumah sakit ini. Rumah Sakit Sumber Glagah merupakan rumah sakit khusus penyakit Kusta tetapi sekarang sudah melayani perawatan umum juga. Rumah sakit ini terletak tidak jauh dari tempat wisata Pacet Mojokerto. Terletak di daerah pegunungan menyebabkan hawa di sini juga terasa sejuk dan bakalan betah lama-lama disana soalnya benar-benar masih alami dan banyak sawah-sawah nya tidak banyak polusi udara seperti di kota. Rumah sakit ini terletak lumayan jauh dari Surabaya, kalau naik motor ya kira-kira 2 jam dari kota Surabaya. Jadi selama praktik disana kita mengontrak rumah penduduk di sana untuk menginap selama 1 minggu. Nah disini kita belajar tentang sistem integumen atau tentang penyakit kulit khususnya kusta. Kita belajar tentang tanda-tanda dan gejalanya, screening penyakit Kusta, pengobatan penyakit Kusta, perawatan luka pada penyakit Kusta, kita juga melakukan penyuluhan kesehatan rumah sakit pada keluarga pasien untuk menambah pengetahuan mereka tentang perawatan diri.

Foto kelompok KMB di taman RSSG
sumber foto : dokumen pribadi
     Mumpung rumah sakitnya dekat tempat wisata, tak lupa juga kita jalan-jalan sebentar ke Pacet untuk melihat-lihat tempat wisatanya, Kami ke tempat pemandian air panasnya tetapi tidak sempat mandi malah belanja sayuran sama makanan soalnya lumayan murah-murah juga.

Jalan-jalan ke tempat wisata Pacet
sumber foto : dokumen pribadi
obat penyakit kusta di RSSG
sumber foto : dokumen pribadi
b. RSUD Dr. Soetomo
        Rumah sakit ini letaknya di pusat kota Surabaya, merupakan rumah sakit terbesar di Jawa Timur dan merupakan rumah sakit pusat rujukan untuk wilayah Indonesia bagian timur. Di Rumah sakit ini penulis mendapatkan 3 ruangan untuk praktik profesi dengan kompetensi sistem persarafan, sistem imun hematologi dan sistem muskuloskeletal. Karena merupakan rumah sakit rujukan terakhir, kasusnya pun bermacam-macam dan terkadang kompleks.

Foto bersama praktikan institusi lain dan perawat ruangan
sumber foto : dokumen pribadi
Foto bersama dengan CI Ruangan
Sumber foto : Dokumen Pribadi

      c. Lakesla
         Lakesa ini masih terletak di Kota Surabaya, termasuk se komplek dengan Rumah sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan. Meskipun satu komplek dengan RSAL, Lakesla ini sudah berdiri sendiri sebagai lembaga kesehatan kelautan yang khusus memberikan pelayanan terapi Hiperbarik. Nah, disini juga merupakan tempat yang baru pertama dan pengalaman pertama penulis tau tentang terapi hiperbarik. Jadi terapi hiperbarik adalah terapi yang memberikan oksigen murni bagi pasien dengan pemberian tekanan tertentu sehingga membantu penyerapan oksigen ke dalam tubuh secara maksimal. Disini kita belajar untuk menjadi perawat tender yang bertugas di dalam chamber untuk memantau, memandu dan membantu pasien di dalam chamber selama proses terapi berlangsung. Awalnya hiperbarik ini digunakan untuk persiapan atau latihan bagi para TNI angkatan Laut yang akan menyelam, tetapi pada akhirnya dibuka untuk umum dan dapat mengobati berbagai macam penyakit. Petugas-petugas di sini maupun perawatnya semuanya adalah dari TNI angkatan Laut.
Foto dengan mesin operator chamber bersama pembimbing klinik
sumber foto : dokumen pribadi
     Sebelum proses terapi pasien-pasien terlebih dahulu periksa ke dokter tentang penyakitnya dan dokter akan memberikan penjelasan tentang prosedur terapi dan paket terapi yang diberikan. Setelah itu, pasien dipersiapkan untuk masuk ke dalam chamber, pasien masuk tanpa menggunakan perhiasan apapun dan membawa benda-benda logam termasuk handphone. Perawat yang bertugas di dalam chamber mempersiapkan pasien dan memberikan minum serta membantu pasien untuk berfalsafa, sedangkan perawat yang bertugas di luar chamber disebut perawat operator yang bertugas mengatur tekanan dan memberikan arahan atau petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan pasien. Proses terapi berjalan selama kurang lebih 1-2 jam.
Chamber untuk terapi hiperbarik oksigen
sumber foto : dokumen pribadi
         Pasien-pasien yang melakukan terapi di sini bermacam-macam, dari pasien sakit stroke, diabetes dengan luka, anak autis, pasien dengan penurunan kesadaran, pasien dengan gangguan pendengaran, bahkan untuk kecantikan juga. Kelompok kami sangat beruntung mendapat praktik di sini, lumayan pengalaman baru dan dapat merasakan rasanya masuk chamber, menghirup oksigen 100% secara gratis juga. Tapi tetap pengalaman dan ilmunya yang paling berharga. Mungkin ada yang tertarik untuk melakukan terapi ini, orang sehat juga bisa masuk sini, bisa menambah awet muda dan kebugaran juga tapi tetap siapkan budgetnya karena sepertinya juga tidak bisa ditanggung jaminan kesehatan.
    
       d. RSUA
          Rumah sakit Universitas Airlangga, terletak di Komplek Universitas Airlangga Kampus C, tepatnya dibelakang Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Di rumah sakit ini kita praktik di rawat inap lantai 3 dan 4 selama 2 minggu. Di rumah sakit ini juga kita belajar kompetensi-kompetensi keperawatan medikal bedah. Banyak ketrampilan yang di dapatkan di rumah sakit ini, tapi ada hal baru yang menarik perhatian dan belum ditemukan di rumah sakit lain, yakni pemasangan infus dengan alat namanya vein viewer. Alat ini digunakan untuk mendeteksi pembuluh darah pasien agar pemasangan infus tepat dan mempermudah pemasangan infus pada pasien yang susah ditemukan pembuluh darahnya. Tapi bagi yang tidak terbiasa menggunakan alat ini, alat ini justru dinilai mengganggu karena malah membuat silau.
Vein Viewer di RSUA
sumber foto : dokumen pribadi

      2. Stase Keperawatan Anak
        Stase anak berlangsung selama 1 bulan, dibagi menjadi dua tempat. Kelompok kami mendapat 2 ruangan di RSUD Dr. Soetomo yakni di Poli Anak dan Ruang Rawat Inap Anak I. Di Poli anak kita belajar tentang screening pertumbuhan dan perkembangan anak dengan DDST, penyakit gastrointestinal, penyakit bawaan, penyakit imunologi, penyakit sistem perkemihan, dan imunisasi. Saat di poli anak penulis juga diberi kesempatan untuk ke ruang poli bayi. Di Poli bayi biasanya kita melakukan cek berat badan bayi, Panjang Bayi, LLA dan suhu bayi. Kasus-kasus di Poli anak sendiri bermacam-macam seperti gangguan perkembangan (motorik delay, Speach delay, global development delay), Sindrom nefrotik, DB, imunisasi dan sebagainya.
Salah satu ruangan tempat bermain di Poli anak
Sumber foto : dokumen pribadi
    Di Ruang Rawat Inap Anak kita juga menjumpai kasus macam-macam disana, seperti kasus-kasus gagal ginjal, sindrom nefrotik, leukimia, penyakit tropis (DBD), anak dengan HIV, difteri, diare, SLE (Sindroma Lupus Erythematosus)  dan sebagainya. Disini kita banyak belajar tentang kasus-kasus yang ada dan faktor-faktor penyebabnya, sehingga semoga kelak bisa menjadikan pengalaman dan refleksi saat kita mendidik anak kita nanti.

3. Stase Keperawatan Maternitas
    Keperawatan maternitas, disini kita belajar tentang asuhan keperawatan pada ibu hamil, ibu melahirkan dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan obstetri dan ginekologi misalnya kanker serviks, kanker vulva, kanker ovarium dan sebagainya. Stase ini berlansung selama 4 minggu yang dibagi menjadi dua rumah sakit. Kelompok kami kebetulan mendapat ruangan di Poli Hamil Rumah Sakit Petrokimia Gresik (RSPG) dan Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Hari pertama Praktik Keperawatan Maternitas di RSPG
sumber foto : dokumen pribadi
    Di Poli Hamil RSPG kita belajar tentang pemeriksaan ibu hamil dan pemeriksaan leopold. Kita juga diberikan kesempatan untuk masuk ke ruang poli kandungan dimana disitu kita belajar untuk screening kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan pap smear.
     Di Ruang Cendrawawasih RSUD Dr. Soetomo kita belajar tentang kasus-kasus kanker serviks, kanker ovarium, kanker payudara, kanker vulva dan penatalaksanaan kemoterapi pada pasien. Kita belajar mempersiapkan pasien sebelum, selama dan setelah kemoterapi, kita juga melakukan sharing atau diskusi untuk para pasien melalui penyuluhan kesehatan rumah sakit dan mereka sangat antusias bertanya.
Foto bersama dengan praktikan istitusi lain di Ruang Cendrawasih
sumber foto : dokumen pribadi

4. Stase Keperawatan Kritis
    Stase keperawatan kritis berlangsung selama 4 minggu tapi ditambah penambahan ekstra hari dan ekstra jam. Dinas selama 6 hari perminggu dengan 9 jam kerja per shiftnya. Kelompok kami mendapat dinas di IGD dan ICU Rumah Sakit Petrokimia Gresik dan Ruang Observasi Intensif (ROI) RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
     Selama 2 minggu dinas di RSPG kita dibagi menjadi dua tempat, 1 minggu pertama di ruang ICU, 1 minggu Berikutnya di IGD. Pengalaman yang paling menarik saat berdinas di sana adalah saat ada pasien dengan luka bakar hampir 80% masuk IGD, penanganannya benar-benar harus cepat dan kita dituntut untuk berpikir kritis, benar, cepat dan tepat.
Ruang ICU RSPG
sumber foto : dokumen pribadi
    Saat dinas di Ruang Observasi Intensif (ROI), ini merupakan pengalaman pertama masuk ruangan ini. Ruangan ini tergolong ruangan semi ICU dimana pasien-pasien yang masuk ke ruangan ini adalah pasien-pasien dengan gagal napas dan memerlukan ventilator, pasien-pasien post operasi yang memerlukan observasi ketat, pasien post op cidera kepala dan pasien-pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil. Di ruangan ini kita banyak belajar tentang perawatan pasien kritis dengan berbagai kasus yang berat dan dengan observasi ketat. Disini kita banyak belajar dengan dokter yang stanby di ruangan dan perawat-perawat senior yang ada di ruangan. Pokoknya ilmunya banyak banget di ruangan ini kalau dikupas satu-satu ga bakalan selesai.
 
Foto bersama kelompok stase Kritis di Ruang ROI RSDS
sumber foto : dokumen pribadi
5. Stase Keperawatan Jiwa
     Stase keperawatan jiwa berlangsung selama 4 minggu, 2 minggu di ruangan Sejahtera Rumah Sakit Dr. Soetomo dan 2 minggu lagi di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur. Dua minggu di Rumah Sakit Dr. Soetomo diberikan kesempatan untuk ke ruangan Poli Rumatan Metadon, Poli Jiwa Anak, dan Ruang Sejahtera. Hal menarik yang ditemukan di sini adalah adanya poli Rumatan Metadon, dimana di poli ini adalah bertujuan untuk membantu pengguna narkoba mengganti konsumsi narkobanya menjadi metadon. Di Poli jiwa anak disini kita belajar kasus anak-anak autis, ADHD dan anak-anak hiperaktif dan terapinya.
Methadone sirup yang ada di Poli Rumatan Methadone
sumber foto : dokumen pribadi

Kelompok Besar stase keperawatan Jiwa
sumber foto : dokumen pribadi
Kelompok kecil stase keperawatan Jiwa di RSJ Menur
sumber foto : dokumen pribadi

6. Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga
     Stase keperawatan komunitas dan keluarga dilaksanakan selama 7 minggu. Pada stase ini kita belajar terjun ke masyarakat untuk ikut langsung dalam kegiatan kesehatan di lingkungan masyarakat. Di sini kegiatan kita meliputi terjun ke kegiatan posyandu balita, posyandu lansia, kegiatan bapak-bapak, kegiatan ibu-ibu, remaja, anak usia sekolah, kegatan puskesmas dan pembinaan sekolah. Hal yang menarik saat stase ini adalah saat ada kunjungan mahasiswa Jepang ke posko, ikut melakukan pengkajian ke masyarakat dan mengobservasi kondisi lingkungan tempat praktik komunitas.
 
Kelompok Komunitas bersama Mahasiswa Jepang
sumber foto : dokumen pribadi

Booklet yang merupakan salah satu media sarana promosi kesehatan
sumber foto : dokumen pribadi

Yap, laporan akhir komunitas yang tidak pernah tidak tebal
sumber foto : dokumen pribadi

7. Stase Manajemen Keperawatan
     Stase keperawatan manajemen berlangsung selama 5 minggu. Terdiri dari 14 orang satu kelompok. Stase ini dilakukan di Rumah Sakit Universitas Airlangga, kami mendapatkan Ruang Inap Lantai 4. Minggu pertama kita awali dengan pengkajian yang dilakukan di ruangan, kemudian selanjutnya diadakan Deseminasi awal sebagai pemaparan terhadap masalah yang ditemukan di ruangan dan kemudian dipaparkan rencana tindak lanjutnya. Setelah itu minggu kedua sampai ke empat melakukan MAKP sesuai yang disusun pada rencana kegiatan. Selama 2 minggu tersebut kita juga melakukan penyuluhan kesehatan rumah sakit satu kali per minggu, role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat, role play supervisi, role play timbang terima, role play ronde keperawatan dan role play discharge planning. Dalam semua kegiatan role play dan presentasi deseminasi kita diwajibkan menggunakan bahasa Inggris. Yap, itu salah satu pengalaman yang paling greget di stase manajemen ini. Setelah semua kegiatan berakhir kita juga melakukan syuting salah satu role play untuk ditampilkan sebagai video akhir saat deseminasi akhir.

Kelompok Manajemen Keperawatan di IRNA Lantai 4 RSUA
Sumber foto : dokumen pribadi

Foto bersama kelompok besar stase Manajemen Keperawatan bersama pembimbing klinik dan akademik
sumber foto : dokumen pribadi
Tanda risiko jatuh untuk pasien yang dibuat saat stase Manajemen Keperawatan
sumber foto : dokumen pribadi

8. Stase Keperawatan Gerontik
    Stase keperawatan gerontik berlangsung selama 2 minggu di UPT Panti Sosial Lanjut Usia Pasuruan. Lokasi tempat praktik ini lumayan jauh dari kota Surabaya, yakni sekitar 2 jam perjalanan dengan menggunakan sepeda motor. Selama praktik di sini kita diharuskan menginap di asrama panti. Lokasi panti yang perada di bawah kaki gunung pun menjadikan suasana di panti yang cukup sejuk dan dingin. Selama 2 minggu kita dituntut untuk melakkan intervensi-intervensi pada lansia yang berada di panti. Dua hari pertama kita diberikan waktu untuk melakukan pengkajian, kemudian hari ketiga kita dituntut untuk memaparkan hasil penemuan masalah dari pengkajian dan menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Hal yang paling menarik saat praktik di sini adalah saat penghuni panti memberikan buah-buahan hasil panen di kebun mereka, seperti nangka, jambu dan mangga, kami pun dengan senang hati memakannya.
Foto bersama setelah deseminasi akhir bersama pembimbing UPT PSLU Pasuruan
sumber foto : dokumen pribadi

Senam lansia di UPT PSLU Pasuruan
sumber foto : dokumen pribadi

9. Stase Praktika Senior
      Stase praktika senior, berlangsung selama 4 minggu. Praktika senior merupakan praktik komprehensif dari salah satu stase yang pernah dilewati sebelumnya, hal ini ditentukan berdasarkan peminatan mahasiswa. Awal mula saat peminatan diberi 2 pilihan untuk menentukan pilihan, saat itu saya memilih keperawatan medikal bedah di Ruang Bedah F RSUD Dr. Soetomo sebagai pilihan pertama dan Keperawatan Kritis di Ruang ROI RSUD Dr. Soetomo sebagai pilihan kedua. Akhirnya setelah ditentukan, didapatkan keperawatan Kritis lah ruangannya bersama dengan 8 orang lainnya. Menariknya dalam kelompok PS ini kita bersembilan perempuan semua dan satu-satunya yang dari Jawa hanya aku dan yang lainnya luar pulau Jawa. Kembali ke ruang ROI RSDS artinya kembali lagi belajar banyak dan dituntut untuk lebih berpikir kritis dan lebih profesional. Saat PS kami diberikan 2-4 pasien kelolaan yang harus kami kelola dari pagi sampai malam yang dari mulai penjadwalan terapi sampai tindakan kolaborasi kita juga lakukan. Saat PS ini kita juga dituntut untuk menyumbangkan sebuah inovasi ke ruangan, yang berguna dan dapat diterapkan di ruangan. Selain itu tugas portofolio dan target harian juga tetap dilakukan, penyuluhan kesehatan rumah sakit juga dilakukan 2 kali selama 2 minggu. Stase ini menajdi stase penutup sekaligus tanda berakhirnya praktik profesi ners yang usai pada tanggal 22 Januari 2016.
Foto bersama dengan perawat ROI RSDS
sumber foto : dokumen pribadi

Foto bersama setelah deseminasi akhir bersama pembimbing klinik dan akademik
sumber foto : dokumen pribadi

Foto bersama PPDS ruangan
sumber foto : dokumen pribadi

   Akhirnya tidak terasa semua stase profesi keperawatan ini terlalui dengan lancar walaupun dengan sedikit gangguan harus mengganti sebanyak 5 hari karena terpotong ekspedisi nusantara jaya. Tapi semua itu merupakan proses belajar yang sama-sama sangat berharga untuk bekal masa depan kelak. Perjuangan, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan materi semuanya tak akan berakhir dengan sia-sia setelah apa yang kita lakukan selama ini nantinya akan berguna bagi diri kita, keluarga maupun masyarakat pada umumnya. Perjuangan yang diwarnai dengan canda, tangis, tawa, malas mengerjakan tugas, rasa kesal, capek, makan hati, biarlah menjadi warna indah dan kenangan yang akan selalu terukir dan menjadi cerita bagi anak cucu kita kelak sebagai bumbu-bumbu dan proses pembelajaran untuk belajar menjadi yang lebih baik. Kita semua pasti akan merindukan saat-saat ini kelak dan biarlah cerita ini tetap terekam dalam sepenggal tulisan ini. Akhir kata terimakasih ku ucapkan pada semua teman-teman yang telah menjadi patner kerja kelompok selama profesi, mungkin ada kata kata dan tindakan yang kurang berkenan saya mohon maap ya, sampai jumpa di puncak kesuksesan kelak. Salam kompak selalu buat keluarga senusantara ku B16 “Belajar Pantas Usia Tanpa Batas”


12 komentar:

  1. Wah ada aku.
    Selamat ya Ns. Fani

    BalasHapus
  2. Ada aku jugaa, senang bisa menjadi bagian dari cerita itu :)

    BalasHapus
  3. Selamat juga ya Ns. Ika :D
    Senang juga bisa menjadi sepenggal cerita di kehidupan kalian Ns. Hartin n Ns. Ika hhii :)

    BalasHapus
  4. Sus, Bahan untuk membuat tanda pasien risiko jatuh boleh tau terbuat dari apa ya ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pake kertas biasa di print kemudian di laminating, logo nyari di google. Di rs biasanya juga penyediakan gelang tanda resiko jatuh warna kuning.

      Hapus
  5. Sus, Bahan untuk membuat tanda pasien risiko jatuh boleh tau terbuat dari apa ya ???

    BalasHapus
  6. Kpd Ibu Sri Hartati: tanda pasien resiko jatuh biasanya berupa gelang kuning yang memang disediakan rumah sakit, tetapi untuk digantung ditempat tidur dapat diprint dengan kertas warna kuning lalu di laminating.

    BalasHapus
  7. halo kak. aku masih sma kelas 12 dan rencananya mau ambil keperawatan di unair.. boleh minta kontaknya nggak untuk minta info2nya): terima kasih

    BalasHapus
  8. Bagi pengalaman lagi dong kak ,kebetulan kita satu jurusan

    BalasHapus
  9. menerafkan, ilmu pengetahuan yang didapat suatu kepuasan tersendiri. merasa bersalah ketika kita tidak dapat memenuhi kewajiban terhadap klien.Artikel ini sangat membantu bagi para perawat yang baru menjalankan profesinya.

    BalasHapus
  10. allhamdulilah th ni terasai juga utk mengambil Nersnya smg diberikan kemudahan, kelancaran dllnya selama Ners ni mks byk inpormasinya walaupun sdh berusia sdh 50 th yg penting semagat org bisa kta hrs bisa juga

    BalasHapus